Rabu, 30 Maret 2022

3.3.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 

3.3.a.7. DEMONSTRASI KONTEKSTUAL - PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

 

Oleh:

RISDANI, S.Pd.SD., M.M.

Calon Guru Penggerak

Angkatan 3

Kabupaten Kepulauan Selayar

 

DASAR FILOSOFI KHD

Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya

POIN/KOMPONEN PROFIL PELAJAR PANCASILA YANG DIKEMBANGKAN

1)      Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.

Murid mampu menghargai segala bentuk ciptaan-Nya, baik itu alam tempat ia tinggal, manusia lain, dan dirinya sendiri.

2)      Gotong royong

Murid mampu berkolaborasi dengan orang lain dan secara proaktif mengupayakan pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan orang-orang yang ada dalam masyarakatnya.

3)      Mandiri

Murid mampu mengelola dirinya sendiri (pikiran, perasaan, tindakan) untuk mencapai tujuan pribadinya ataupun tujuan bersama.

4)      Kreatif

Murid mampu memodifikasi, menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat.

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PENDUKUNG TUMBUHNYA KEPEMIMPINAN MURID YANG AKAN DIKEMBANGKAN

1.      Menciptakan berbagai kesempatan agar murid terbiasa menggunakan pola pikir positif dan  merasakan emosi yang positif.

2.      Mengembangkan keterampilan murid untuk berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana.

3.      Menyediakan lingkungan belajar agar murid dapat mendalami keterampilan yang dibutuhkan dalam  proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademik mereka.

4.      Meningkatkan keterlibatan sehingga murid dapat secara aktif menentukan proses belajar di  kelas/sekolah/masyarakat nya.

PRAKARSA PERUBAHAN

Program Pembelajaran Study Tour dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah untuk melihat dan mengamati secara langsung peninggalan sejarah yang ada di daerah.

TAHAPAN

PERTANYAAN

TINDAKAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENDAPATKAN JAWABAN

RENCANA UNTUK MELIBATKAN SUARA/PILIHAN/

KEPEMILIKAN MURID

ASET/KEKUATAN/SUMBERDAYA YANG DAPAT DIBERDAYAKAN PADA TAHAP INI

WAKTU YANG DIPERLUKAN

PENANGGUNG JAWAB TAHAP INI

B-uat pertanyaan utama (Define)

 

Ø  Membuat pertanyaan utama yang akan menentukan arah investigasi kekuatan/potensi/ peluang;

Ø  Menggalang atau membangun koalisi tim perubahan

Bagaimana cara agar murid dapat memperoleh pengalaman belajar dengan lingkungan sekitarnya?

Ø  Diskusi bersama kepala sekolah/rekan kerja bagaimana program study tour dapat dijalankan.

Ø  Diskusi dengan rekan kerja untuk mengidentifikasi komponen dan tujuan kegiatan study tour.

Ø  Diskusi dengan orang tua murid untuk mengetahui sejauhmana dukungan mereka terhadap kegiatan tersebut.

Melakukan tanya jawab dengan murid yang akan melakukan study tour untuk mengetahui minat mereka terhadap rencana kegiatan.

 

* Murid-murid

* Rekan guru

* Kepala sekolah

* Orang Tua Murid

2 hari

CGP sendiri

A-mbil pelajaran (Discover)

 

Ø  Menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/peluang lewat investigasi;

Ø  Menentukan bagaimana cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar, survei individu, multi unsur

Ø Aktivitas apa saja yang menarik minat belajar murid selama ini?

Ø Apa yang murid sukai ketika belajar di dalam kelas dengan temannya?

Ø Seperti apa dukungan sekolah terhadap peningkatan minat dan aktivitas belajar murid?

Ø Instrumen ketertarikan murid terhadap rencana kegiatan study tour.

Ø Umpan balik dari kepala sekolah, guru, dan orang tua murid.

Ø Curah pendapat bersama murid untuk mengetahui program pembelajaran yang menarik selama ini

Ø Curah pendapat bersama murid untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang mereka senangi terkait materi pelajaran.

Ø Orangtua murid

Ø Murid-murid

Ø Waktu

Ø Kebijakan sekolah

Ø Finansial

Ø Kepala Sekolah

Ø Guru

3 hari

CGP sendiri

G-ali mimpi (Dream)

 

Ø  Menyusun deskripsi kolektif bilamana inisiatif terwujud;

Ø  Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama, multi unsur (kapan, di mana, siapa saja).

Ø Seperti apa bentuk kegiatan study tour yang menyenangkan sekaligus menguatkan kolaborasi antar murid?

Ø Dampak positif yang akan didapatkan jika program ini terwujud dan berjalan baik?

Ø Memberikan kesempatan kepada seluruh murid untuk mengamati secara langsung objek peninggalan sejarah di daerah.

Ø Memberikan kesempatan kepada murid untuk berkreasi dengan menggambar objek yang mereka amati.

Ø Memberikan kesempatan kepada murid untuk membuat laporan dan deskripsi singkat hasil kegiatan.

Ø Mendapatkan aspirasi (harapan/mimpi) umum dari murid tentang program yang dapat meningkatkan pengetahuan, kreatifitas dan minat belajar.

Ø Memperoleh pemahaman terhadap agama dan lebih mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa.

Ø Orangtua murid

Ø Murid-murid

Ø Waktu

Ø Kebijakan sekolah

Ø Kepala Sekolah

Ø Guru

Ø Masyarakat

1 hari

CGP sendiri

J-abarkan rencana (Design)

 

Ø  Mengidentifikasi tindakan konkret yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera,dan langkah berani/terobosan yang akan memudahkan keseluruhan pencapaian;

Ø  Menyusun definisi kesuksesan pencapaian (tujuan, capaian, luaran)

Ø Kebijakan sekolah seperti apa yang sudah ada (maupun yang belum ada) dapat menguatkan program ini?

Ø Bagaimana program ini dapat masuk dalam Rencana Kegiatan Sekolah?

Ø Bagaimana kita mengetahui pemahaman, kreatifitas, serta minat belajar murid meningkat?

Ø Bagaimana kita mengetahui interaksi antar murid dengan lingkungannya?

Ø Rapat koordinasi dengan murid, kepala sekolah, guru-guru, orangtua murid untuk membahas apa dampak, bagaimana strategi, siapa yang dilibatkan, mengapa kegiatan ini penting dan kapan kegiatan tersebut dilaksanakan.

Ø Komitmen dari murid penting dalam pelaksanaan program ini dalam keseharian. Mereka dapat menentukan bagaimana cara terbaik yang menarik dan menyenangkan bagi mereka. Mereka juga dapat difasilitasi untuk mengorganisasi proses penentuannya di antara mereka.

Ø Orangtua murid

Ø Murid-murid

Ø Waktu

Ø Kebijakan sekolah

Ø Kepala Sekolah

Ø Guru

Ø Masyarakat

1 Pekan

CGP

Wali kelas

Murid

A-tur eksekusi (Deliver)

 

Ø  Menentukan siapa yang berperan/ dilibatkan dalam pengambilan keputusan;

Ø  Mendesain jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas (misal: protokol, rutinitas, knowledge management, monev/refleksi)

 

Siapa (murid dan guru) yang bertanggung jawab memonitor agar kegiatan dapat berjalan dengan menyenangkan dan berkelanjutan?

 

Membentuk tim (kelompok) belajar yang akan mengelola dukungan untuk  meningkatkan pengetahuan, pengamalan, keterampilan, serta minat belajar murid.

Menyediakan tempat dan waktu bagi murid untuk berkontribusi aktif dalam proses pengambilan keputusan

Ø Orangtua murid

Ø Murid-murid

Ø Waktu

Ø Kebijakan sekolah

Ø Kepala Sekolah

Ø Guru

1-2 pekan

CGP

Wali kelas

Murid

Rabu, 09 Maret 2022

Menjadi Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya Di Sekolah


Satuan Pendidikan (sekolah) merupakan sebuah ekosistem yang terdiri atas faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik adalah semua komponen yang merupakan makhluk hidup sedangkan faktor abiotik adalah semua komponen yang bukan makhluk hidup. Kedua faktor tersebut adalah komponen yang ada di sekolah menjadi aset yang saling berkaitan, saling mendukung dan saling berinteraksi  yang berkontribusi, sehingga menjadi kekuatan bagi sekolah untuk mengembangkan sekolah demi terciptanya pendidikan yang berpihak pada murid sebagai wujud dari merdeka belajar.

Murid, Guru, Tenaga Kependidikan, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Orang Tua, serta Masyarakat di sekitar sekolah merupakan aktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolahSelain itu ada juga yang berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di sekolah yaitu faktor-faktor abiotik, berupa  Keuangan  dan  Infrastruktur  atau  Sarana  Prasarana.

Dengan memperhatikan segala kekuatan yang ada di sekolah dan lingkungan di sekitarnya seorang pendidik sebagai pemimpin pembelajaran  diharapkan mampu berpikir positif (Pendekatan Berbasis Aset/ Kekuatan ), dan tidak lagi berpikir terhadap kekurangan yang ada (Pendekatan Berbasis Kekurangan). 

Pemimpin pembelajaran yang berfikir positif/berbasis kekuatan adalah seorang guru yang fokus pada aset dan kekuatan  yang dimiliki, dengan membayangkan masa depan (kesuksesan) yang akan diraih dan merealisasikan melalui aksi nyata  sesuai dengan Visi yang sudah dirancang berdasarkan kekuatan tersebut. Pendekatan berbasis aset/kekuatan (Asset-Based Thinking) ini sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, dan memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, sehingga menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif yang yang dimiliki sekolah sesuai kodrat alam dan kodrat zaman.

Sebagaimana Pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan sebagai sebuah proses “Menuntun segala kodrat yang ada pada anak -anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi -tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat”. Maka, sebagai Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya sekolah, seharusnya memanfaatkan seluruh kodrat alam dan kodrat zaman yang ada sebagai sebuah kekuatan aset yang dimiliki untuk mendorong sebuah agen perubahan transformasi pendidikan dalam mewujudkan merdeka belajar bagi murid dan guru.

Komunitas sekolah yang memusatkan pendidikan yang berpihak pada murid sebagai wujud dari nilai dan peran guru penggerak yang mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, berjiwa pancasila, dan berpihak pada murid akan menjadi sebagai sebuah agen perubahan di sekolah.

Implementasi dari Pendekatan berbasis aset/kekuatan (Asset-Based Thinking) ini bertujuan untuk mewujudkan Visi sekolah yang berpihak kepada peserta didik. Visi sekolah bertujuan untuk menemukan talenta peserta didik yang sudah diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada setiap individu,  dengan menemukan perubahan-perubahan yang positif melalui tahapan BAGJA,  pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA).

Pendekatan berbasis aset/kekuatan merupakan modal dasar bagi seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran yaitu mampu  memetakan ke 7 aset yang dimiliki oleh sekolah dalam setiap kegiatan baik di kelas, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat.  Sebagai pemimpin pembelajaran seorang guru harus mampu memberdayakan kekuatan asset yang dimiliki dengan membangun lingkungan belajar yang berpusat pada peserta didik, merencanakan dan melaksanakan proses belajar, memimpin refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar, serta melibatkan orang tua sebagai pendamping dan sumber belajar lainya. Tindakan ini akan menjadi budaya positif di sekolah, sehingga mampu  menuntun bertumbuhnya karakter peserta didik yang positif yaitu perserta didik yang mandiri,  fokus pada masa depan yang akan dicapai dengan menggunakan segala kekuatan positif yang dimilikinya sehingga dapat menentukan keputusan yang tepat dan bertanggungjawab.

7 aset yang menjadi modal utama suatu sekolah menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, adalah Modal manusia, Modal social, Modal fisik Modal, lingkungan/alam, Modal finansial, Modal politik,  serta Modal agama dan budaya.

Aset yang dimiliki oleh sekolah menjadi kekuatan positif bagi pemerintah daerah  dalam meningkatkan kulitas pendidikan di daerahnya. UPT SDI Paoiya No. 71 Kepulauan Selayar adalah sebuah sekolah negeri yang memiliki kekuatan positif yang sangat mendukung peningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini akan tercapai dengan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya/aset seharusnya berupaya memberdayakan apa yang dimiliki sebagai kekuatan/potensi sekolah untuk melakukan sebuah perubahan kecil menjadi perubahan besar dalam pembelajaran yang berpihak pada murid dengan menyesuaikan pada ketujuh aset di atas demi mencapai kualitas sekolah berdasarkan pendekatan berbasis aset.


Salam Guru Penggerak

Bergerak, Tergerak dan Menggerakkan